Medan, TransNusantara.co.id– Proyek Irigasi Secanggang di Kecamatan Secanggang, Langkat, Sumut yang dibangun di era Orde Baru kini terlantar sebelum sempat berfungsi atau difungsikan.
Proyek yang direncanakan dapat mengairi ratusan ha persawahan rakyat dan memiliki saluran irirgasi yang permanen itu tidak memiliki sumber air walaupun sungai Wampu ada disebelahnya atau mungkin sekitar dua km dari proyek.
“Tidak tahu dimana salahnya”, kata Arbanik, warga desa Karang Gading tempat proyek yang terlantar itu. Ketika proyek itu dikerjakan Arbanik masih anak-anak. Kini ia seorang ayah dari beberapa orang anak. Proyek itu sebelumnya diperkirakan akan menjadi salah satu gudang beras bagi Kabupaten Langkat. Sebanyak lima perusahaan kilang (penggilingan) padi siap beroperasi menampung produksi setempat.
Penggilingan padi itu banyak yang menganggur, karena tidak ada padi yang digiling. Para petani yang jalan pikirannya sederhana, mengisayaratkan proyek irigasi ini dapat di “diselamatkan” dengan membangun atau menempatkan mesin-mesin pompa air berskala besar dibeberapa tempat. Dengan demikian proyek irigasi itu tidak tinggal nama.
Banyak petani yang masih mengusahakan tanaman padi yang mirip denga sistem sawah tadah hujan. Padi ditanam di musim penghujan ketika lahan berair.
Sebagian lain memanfaatkannya dengan tanaman kelapa sawit yang menjadi komoditi yang menjanjikan. Sedangkan bagi petani yang dekat dengan kawasan pantai memanfaatkan kawasan tersebut dengan membangun tambak udang. Dasar tambak dilapis dengan plastik warna biru. Untuk kebutuhan oksigen bagi udang dioperasikan mesin genset guna memutar kincir.
“Angin surga” juga berhembus ke telinga petani sempat, yang konon kabarnya pemerintah pusat akan membangun areal persawahan sepanjang tepian Sungai Wampu dari hulu ke hilir. Proyek itu akan menelan waktu 25 tahun. “Mudah-mudahan anak cucu kami yang sempat menikmatinya ,” kata warga setempat.(Tim)