Oleh : Budi Sudarman, SE
Desember 2020 hajatan demokrasi utk memilih pemimpin daerah akan dilaksanakan.
Ada yang berbeda Pilkada kali ini dari yang sudah-sudah, diantaranya sbb :
Dilaksanakan pada saat Pandemi Covid 19. Sehingga kegiatan sosialisasi dan kampanye ditiadakan diganti dengan sistem teknologi informasi.
Penerapan aturan protokol kesehatan.
Pro dan kontra mewarnai pelaksanaan Pilkada 2020. Arahnya karena ada persoalan politik yang takkan pernah habis dibahas bak cerita 1001 malam,karena munculnya perdebatan. Namun satu hal yang harus kita pahami secara mendasar adalah, jangankan ada Pilkada, yang mengumpulkan banyak orang orang. Kehidupan kita sendiripun setiap harinya selalu berinteraksi dengan banyak orang.
Bertakziah, beli beras, beli rokok, minum kopi di cafe dan berbagai aktivitas lainnya.
Ada hal menarik, yang akan menorehkan sejarahnya sendiri. Munculnya 2 orang kandidat sebagai Walikota Medan bermarga Nasution. Marga yang berasal dari etnis Mandailing sebuah etnis dari 8 etnis besar yang berada di Provinsi Sumatera Utara.
Akhyar Nasution & Bobby Nasution, secara konstitusional di hadirkan sebagai hidangan dalam pesta tersebut. Enak tak enak inilah sajiannya dan kepada pemilih dipersilahkan untuk “menikmati”.
Akhyar Nasution saat ini masih sebagai Plt. Walikota Medan berpasangan dengan Salman Alfarisi di dukung oleh Partai Demokrat dan PKS, Sementara Bobby Nasution berpasangan dengan Aulia Rahman di dukung koalisi partai gemuk, PDIP, PAN, GERINDRA, PPP, Golkar, Nasdem, Hanura, PSI dan partisan partai GELORA besutan Fahri Hamzah.
Akhyar yang sudah kenyang pengalaman di Pemerintahan dan politik sebagai kader partai PDIP, tentu tak mudah di dikte dalam menentukan arah serta kebijakan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Sementara sang pendatang baru yang minus pengalaman, tapi masih bersih dari jejaring persekongkolan kolusi dan korupsi tentu diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih baik dengan hadirnya sosok muda yang masih kuat berpikir dan tenaga yang masih prima.
Apapun ceritanya, yang dapat bonus hadiah adalah salah satu diantara mereka berdua bila terpilih menjadi Walikota. Bak atlet yang berjuang di dunia olahraga.
Diharapkan kepada walikota terpilih nantinya mampu:
Membenahi kawasan dan jalan yang di saat musim hujan selalu tergenang banjir.
Pengawasan kepada aparatur dan birokrasi yang selama ini terkesan harus dilayani yang seharusnya melayani.
Peduli terhadap pembangunan sarana dan prasarana
Punya ide baru, yang cerdas.
Selamat kepada marga Nasution, kemenangan mereka adalah kemenangan kita bersama. Meski sakit kita rasa punya walikota yang selama ini harus berurusan dengan hukum akibat rakus, tapi kita harus cari obatnya. Hati kita lemah dan menjadi pragmatis melihat keadaan selama ini, tapi kesembuhan itu obatnya ada pada diri kita. Kita harus tetap semangat berobat dan mencari obat.
Gunakan hak pilih utk menyantap hidangan yang sudah tersaji. “Memilihpun begini tak memilihpun begini”, mari kita buang jauh anggapan seperti itu. Mengapa? Karena kita tak berusaha untuk menjadi ” di pilih”.