Oleh : Hukeria Harianja,SH, M.Hum
PENDAHULUAN
Pada masa digital sekarang ini, antusias masyarakat untuk berwisata cenderung meningkat. Hal ini didukung oleh informasi mengenai berbagai lokasi wisata menarik yang mudah diakses di media massa maupun sosial melalui perangkat (device) yang dimiliki. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian utara Pulau Sumatera. Berdasarkan data Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) wilayah provinsi tersebut memiliki luas kurang lebih 72.981,23 km2 dan terdiri dari 33 kabupaten atau kota (Kemendagri, 2012). Provinsi Sumatera Utara mempunyai beberapa destinasi wisata yang menjadi ikon dan berkontribusi bagi perkembangan kemajuan wilayah dan sektor ekonomi. Akan tetapi sebagian besar lokasi wisata di Sumatera Utara memiliki wilayah yang sulit dijangkau dan berkelok-kelok dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat kota. Hal tersebut membuat para wisatawan yang ingin berkunjung mengalami kesulitan dalam mencari dan mengakses tujuan wisata yang ingin dituju serta tidak jarang pula membuat para wisatawan menjadi bingung, terutama bagi wisatawan yang baru pertama kali berkunjung. Banyak masyarakat yang mengalami kendala yang ditemui ketika mengunjungi lokasi wisata di Sumatera Utara hal ini disebabkan karena kurangnya informasi atau petunjuk jalan. Oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan teknologi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang ada.
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang pesat dan semakin canggih, telepon seluler yang dahulu hanya berfungsi sebagai alat komunikasi melalui telepon dan SMS (Short Message Service), saat berubah menjadi ponsel pintar (smartphone) yang multi fungsi bahkan multi tasking. Keberadaan smartphone sangat membantu para penggunanya untuk mendapatkan informasi dan memenuhi berbagai kebutuhan secara lebih cepat (realtime) dan tepat. Beberapa pekerjaan yang pada umumnya memerlukan komputer seperti pencarian informasi dan lokasi tertentu, serta kegiatan lainnya kini dapat digantikan dengan menggunakan smartphone. Hal tersebut menjadikan peran smartphone semakin penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, terlebih ukurannya yang tergolong kecil sehingga dapat dibawa kemana saja. Salah satu sistem operasi yang berjalan pada platform mobile adalah Android. Kini Android hadir dan menguasai pasar industri mobile serta menjadi sistem operasi dengan pemakai terbanyak di posisi pertama.
Secara global, diketahui bahwa persentase dari International Data Corporation (IDC) yang menunjukkan bahwa Android memiliki 82,8% pangsa pasar di seluruh dunia (Rani, 2012) Sedangkan berdasarkan data dari Google, pengguna aktif sistem operasi Android hingga tahun 20119 mencapai 1,4 miliar pengguna di seluruh dunia”(Wahyudi, 2020). Berdasarkana fenomena ini, maka wisatawan lokal maupun manca Negara saat ini mengalami kemudahan dalam mengakses lokasi pariwisata di Sumatera Utara hanya dengan menggunakan aplikasi android.
PERMASALAHAN
Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi permasalahan apakah Propinsi Sumatera Utara memiliki Aplikasi Penunjuk Lokasi Destinasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Memanfaatkan Teknologi Location Base Service (LBS) Berbasis Android. Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada para wisatawan yang ingin berkunjung ke lokasi pariwisata yang berada di Provinsi Sumatera Utara dalam menemukan lokasi objek wisata serta memberikan informasi mengenai lokasi wisata yang akan dituju.
KAJIAN TEORI
Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian utara Pulau Sumatera. Secara geografis, provinsi ini terletak pada 1° – 4° Lintang Utara (LU) dan 98° – 100° Bujur Timur (BT) dengan batas wilayah sebelah utaranya adalah Provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Riau, dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat Sumatera (Sumut, 2016). Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang indah dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Selain Danau Toba yang telah menjadi ikon pariwisata di Provinsi Sumatera Utara, terdapat berbagai lokasi destinasi wisata menarik lainnya misalnya Dolok Tinggi Raja yang berada di Kabupaten Simalungun, Aek Rara di Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan sumber air soda alami satu-satunya di Indonesia dan hanya ada 2 di dunia (satu lainnya terdapat di Venezuela), air terjun di Pulau Murshala, wisata bahari terumbu karang di Kepulauan Nias, wisata rohani Salib Kasih di Tarutung, dan lain-lain yang mungkin masih tak banyak orang ketahui.
Android merupakan salah salah satu sistem operasi yang berjalan pada perangkat mobile yang berbasis Linux sehingga bersifat open source. Android pada awalnya dikembangkan oleh Android Inc. dengan dukungan finansial Google, namun pada tahun 2005 diakuisisi oleh Google Inc.. Google merilis kodenya dibawah lisensi Apache. Android pertama kali dirilis secara resmi pada tahun 2007, untuk mengembangkan Android yang notabene merupakan sistem operasi open source pertama untuk mobile phone pada saat itu, maka dibentuklah Open Handset Alliance, sebuah konsorsium yang terdiri dari 34 perusahaan perangkat keras dan lunak serta telekomunikasi.
Sistem operasi Android didistribusikan oleh dua jenis distributor, yaitu Google Mail Services (GMS) yang mendapat dukungan penuh dari Google dan Open Handset Distribution (OHD) yang pendistribusiannya bebas tanpa dukungan langsung dari Google. Versi komersial pertama, Android 1.0 dirilis pada tahun 2008 dan hingga saat ini Android telah melakukan beberapa kali pembaruan versi untuk meningkatkan kinerja dan mulai tahun 2009 dikembangkan dengan nama kode berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan manis (Sullatan, 2013).
Versi-versi tersebut dirilis sesuai dengan urutan alfabet, yaitu Cupcake (1.5), Donut (1.6), Eclair (2.0 – 2.1), Froyo (2.2 – 2.2.3), Gingerbread (2.3 – 2.3.7), Honeycomb (3.0 – 3.2), Ice Cream Sandwich (4.0 – 4.0.4), Jelly Bean (4.1 – 4.3), KitKat (4.4), Lollipop (5.0), dan versinya yang terbaru Marshmallow (6.0). JSON (JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data (lightweight data-interchange format) yang bertujuan agar lebih mudah dibaca dan ditulis oleh manusia serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer.
Format ini dibuat berdasarkan bagian dari bahasa pemrograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 pada Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dan lain-lain. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran data (JSON, 2011).
Location Based Service (LBS) adalah suatu layanan yang bereaksi aktif terhadap perubahan entitas posisi, sehingga mampu mendeteksi letak objek dan memberikan layanan sesuai dengan letak objek yang telah diketahui tersebut (Anwar, 2014). Proses kinerja LBS dibagi menjadi dua. Pertama yaitu proses lokalisasi data dalam server dan hasilnya dikirim ke device. Kedua adalah memperoleh data lokasi dari perangkat yang digunakan secara langsung. LBS didukung oleh empat komponen utama sebagai berikut: (1) perangkat mobile yang berfungsi sebagai tools atau device yang digunakan oleh pengguna untuk meminta informasi; (2) jaringan komunikasi yang akan berfungsi layaknya jembatan atau jalur transportasi bagi data yang lewat. Ketika pengguna meminta data ke penyedia layanan dari perangkatnya, maka hasilnya akan dikirim oleh penyedia layanan kepada pengguna melalui perangkat mobile yang digunakan; (3) penunjuk posisi (positioning component).
Komponen ini berguna untuk pengolah dan penentu posisi lokasi dimana pengguna layanan berada yang didapatkan melalui jaringan komunikasi mobile dan GPS (Global Positioning System); dan (4) penyedia layanan dan konten (service and content provider) yang merupakan komponen LBS yang memberikan berbagai macam layanan dan memproses permintaan dari pengguna.
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi yang dapat memberikan informasi mengenai posisi atau lokasi di segala cuaca dengan bantuan sinkronisasi dari sinyal satelit. Satelit GPS pertama kali diluncurkan pada tahun 1978 yang pada awalnya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama NAVSTAR GPS. Sistem ini menggunakan 24 satelit (dimulai pada tahun 1994) yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Kemudian sinyal tersebut akan diterima oleh alat penerima di permukaan dan digunakan untuk menentukan posisi atau letak geografis, kecepatan, arah, dan waktu. Posisi unit GPS akan ditentukan berdasarkan titik-titik koordinat derajat lintang (longitude) dan bujur (latitude). GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan secara realtime.
GPS Tracking memanfaatkan perpaduan antara teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat suatu objek lalu menerjemahkannya ke dalam bentuk peta digital (Meulina, 2013).
PEMBAHASAN
Adapun aplikasi yang diterapkan dalam memberikan informasi tentang objek wisata di Sumatera Utara adalah aplikasi mobile yang diimplementasikan hanya pada satu platform, yaitu Android dan aplikasi web sederhana yang diimplementasikan dengan menggunakan browser. Aplikasi mobile yang dibangun ditujukan kepada pengguna, sedangkan aplikasi web ditujukan kepada admin untuk mengelola data user dan data lokasi pariwisata. Adapun aplikasi yang digunakan dalam memberikan informasi terhadap lokasi wisata di Sumatera Utara adalah :
Aplikasi mobile dibangun dengan menggunakan tools Android Studio, sedangkan aplikasi web dibangun dengan menggunakan editor HeidiSQL dan XAMPP sebagai server. Tampilan daftar lokasi wisata ketika user memilih menu lokasi wisata pada halaman utama. Daftar lokasi wisata ditampilkan dalam bentuk list view yang berisi nama lokasi wisata beserta alamat lokasi wisata. User dapat menampilkan dan melihat detil informasi lokasi wisata dengan menekan salah satu lokasi wisata yang diinginkan.
Tampilan daftar lokasi wisata
Detil informasi yang dimuat berupa deskripsi singkat mengenai lokasi wisata, nomor telepon, harga tiket, jam buka atau jam operasional dan juga fasilitas lokasi wisata yang dipilih. Pada bagian kanan bawah halaman detil lokasi wisata terdapat tombol untuk mendapatkan rute jalan menuju lokasi wisata.
Tampilan Peta rute lokasi wisata
User dapat memperoleh informasi arah rute jalan untuk menuju lokasi wisata dari lokasi tempat dimana user berada. Marker berwarna biru yang ditandai dengan huruf A adalah lokasi dimana user berada (koordinat asal atau origin) dalam hal ini yang digunakan sebagai contoh adalah Salatiga, sedangkan marker berwarna hijau dengan tanda B adalah lokasi tujuan, dalam hal ini pada contoh adalah Bukit Salib Kasih, yang berlokasi di Bukit Siatas Barita, Sosunggulon, Kecamatan Siatas Barita, Tarutung, Sumatera Utara. User juga dapat melihat jarak maupun waktu yang akan ditempuh menuju lokasi wisata.
Adapun kode yang digunakan untuk menunjukkan lokasi wisata adalah sebagai berikut :
Kode Program 1 Kode JSON untuk Menampilkan Daftar Lokasi Wisata
Kode Program 2 Kode JSON untuk Menampilkan Peta (Ria Nainggolan, 2016).
Berdasarkan aplikasi yang dibuat sebagaimana di atas menunjukkan bahwa masyarakat dapat memfungsikan android sebagai media informasi destinasi wisata di Sumatera Utara, hanya dengan menggunakan aplikasi yang telah ditentukan, maka wisata lokal maupun manca negara dapat mengetahui informasi destinasi wisata di beberapa daerah di Sumatera Utara.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi penunjuk lokasi destinasi wisata di Provinsi Sumatera Utara memanfaatkan teknologi Location Base Service (LBS) berbasis Android dapat membantu pengguna dalam mencari dan mendapatkan petunjuk jalan ke lokasi wisata di Sumatera Utara. Aplikasi yang diterapkan pada Android dapat menyelesaikan masalah yang terjadi ketika para wisatawan yang akan berwisata ke Sumatera Utara mengalami kesulitan dikarenakan lokasi wisata yang mayoritas jauh dari jalan utama dan pusat kota, namun petunjuk jalan yang ada masih minim. Aplikasi ini berguna untuk memberikan informasi petunjuk jalan bagi para calon wisatawan menuju ke beberapa lokasi wisata yang tersebar di Sumatera Utara. Pengembangan aplikasi lebih lanjut dengan teknologi yang lebih mumpuni seperti pemanfaatan teknologi augmented reality diperlukan agar kebutuhan user semakin terakomodasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Badrul, dkk., 2014, Implementasi Location Based Service Berbasis Android untuk Mengetahui Posisi User, Medan: STMIK Triguna Dharma.
JSON, 2011, Pengenalan JSON, http://www.json.org/json-id.html. Diakses tanggal 16 Mei 2016.
Kemendagri, 2012, Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2012/01/12/d/a/datwil_kec_selindo_lampiran_1.pdf. Diakses tanggal 16 Maret 2016.
Muliaty, 2013, Aplikasi Location Based Service (LBS) Menggunakan Keyhole Markup Language (KML) untuk Pencarian Puskesmas Kota Semarang dengan Teknologi Android, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Meulina, Lina, 2013, Pengertian, Cara Kerja dan Manfaat atau Fungsi Global Positioning System (GPS), http://tokobacaangratis.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-cara-kerja-dan-manfaat-atau.html. Diakses tanggal 16 Mei 2016.
Putri, Ragil Tri Dianti, dkk., 2013, Arsitektur Sistem Aplikasi Berbasis Android Menggunakan Location Based Service, http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/viewFile/864/754.Diakses tanggal 29 Juni 2016.
Putri, Ragil Tri Dianti, dkk., 2013, Perancangan Aplikasi Location Based Service Rumah Sakit Yogyakarta pada Android, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Rani, Larensi Mahligai Mustika, 2015, Ini Persentase Pengguna Android dan iOS di Dunia, Lebih Besar Siapa?, http://www.merdeka.com/teknologi/ini-persentase-pengguna-android-dan-ios-di-dunia-lebih-besar-siapa.html. Diakses tanggal 16 Maret 2016.
Ria Nainggolan, Radius Tanone, 2016, Aplikasi Penunjuk Lokasi Destinasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Memanfaatkan Teknologi Location Base Service (LBS) Berbasis Android
Sumatera Utara, 2016, Profil Provinsi Sumatera Utara, http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/. Diakses tanggal 16 Mei 2016.
Sallatan, Zainuddin Daeng, dkk., 2013, M-Library Berbasis Android Menggunakan Protokol Json (Studi Kasus: FT – UMRAH), Riau: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Wahyudi, Reza, 2015, Google: 1,4 Miliar Penduduk Dunia Pakai Android, http://tekno.kompas.com/read/2015/09/30/11110017/Google.1.4.Miliar.Penduduk.Dunia.Pakai.Android. Diakses tanggal 16 Maret 2016.