Meedan, Transnusantara.co.id -Kesenian Kuda Lumping merupakan teradisi jawa yang masih eksis dan berkembang di kota medan, sumatera utara, kuhsusnya Kuda Lumping Satrio Singo Lodayah di bawah kepemimpinan bapak Muchlis.
Demikian disampaikan salah seorang pengurus Seni Kebudayaan Kuda Lumping, periode sebelumnya saat diwawancarai Trans nusantara.co.id, di Medan Polonia.
Ia mengatakan, sejak tahun 2012, hingga saat ini, seni Kebudayaan kuda lumping berkembang dengan pesat dan secara berkesinambungan dilakukan, pencarian bibit bibit baru generasi muda yang berbakad.
Satrio Singo Lodayah
Terkait hal tersebut, telah
dilakukan pengukuhan pengurus Seni Kebudayaan Kuda Lumping Satrio Singo Lodayah yang ke-10 periode 2021 – 2023 terdiri dari :
Sebagai Ketua Umum, Muchlis, Penasehat, Yulisman, Anto, Sri Lestari, Ketua, Hari Parham Hamdani, Sekretaris, Juli Riska, Bendahara,Tika, Wakil Bendahara, Reza, dan 30 Seksi – Seksi.
Pengukuhan pengurus Seni Budaya Kuda Lumping tersebut digelar di Medan, Minggu, ( 17/1/2021 ) sekira pukul 14.00 WIB.
Pengukuhan pengurus ini dihadiri oleh Peguyuban yang ada di Kota Medan, GMP Puja Kesuma P.Batu, Firman, Singo Larang, Indra dari Medan Polonia, Melati Putih, Mang Mes, Tunas Muda Pujakesuma Sari Rejo Medan Polonia, dan seluruh pencinta Seni Kebudayaan Kuda Lumping.
Ketua umum yang baru dikukuhkan, Muchlis, mengatakan, Kesenian Kebudayaan Kuda Lumping ini masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal material perlengkapan kesenian.
Disinggung soal biaya operasional, Muchlis menjelaskan, bahwa hingga saat ini terkait pendanaan masih diperoleh dari swadaya pengurus dan anggota, Sedangkan donatur belum ada, ungkapnya.
Seni Kebudayaan kuda lumping ini, diceritakan tentang bentuk aspirasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda.
( Muchlis )