Terkait Dugaan Pemotongan Honor Petugas Kebersihan, Kades Maholida Disinyalir Intervensi Bawahan

Pakpak Bharat, TransNusantara.co.id-Terkait Dugaan Pemotongan Honor Petugas Kebersihan, Kades Maholida Diduga Intervensi BawahanTerkait dengan adanya dugaan Pemotongan Honor Petugas Kebersihan Desa Maholida Kecamatan STTU Jehe Tahun 2019, diduga Kepala Desa, Iswandi Lolo mengintervensi bawahannya.

Bagaimana tidak, sebelumnya salah seorang petugas kebersihan HBS, curhat kepada wartawan dan mengatakan gaji mereka telah dipotong selama 3 bulan kerja yakni sebesar Rp. 1.500.000,-. Bahkan HBS sempat mengatakan tidak terima atas pemotongan tersebut dan mengatakan akan mengundurkan diri dari honor petugas kebersihan desa.

Berkaitan dengan hal tersebut, setelah terbitnya berita dugaan pemotongan honor kebersihan itu, diduga Kepala Desa, Iswandi melakukan intervensi kepada HBS dkk untuk membuat video klarifikasi pernyataan melalui flatform media sosial YouTube. Padahal sebelumnya HBS mengatakan tidak terima dan akan mengundurkan diri.

Menyikapi kelakuan kades Maholida tersebut, Ketua LSM GPI Kabupaten Dairi/Pakpak Bharat, Agus Padang angkat bicara dan sangat menyayangkan kejadian itu. “Tentu sangat kita sayangkan, jika benar seorang kepala desa mengintervensi bawahannya agar mau mengklarifikasi pernyataan yang sebelum nya sudah telak mengatakan Gaji mereka dipotong. Hal ini tentu tidak wajar, bisa saja diduga Kepala Desa sudah menekan anggota nya, itu sehingga mau membuat klarifikasi yang tidak sesuai dengan pernyataannya sebelumnya,” Ujar Agus.

Agus juga menyayangkan cara kepala desa yang membuat pernyataan klarifikasi melalui video dan diunggah ke YouTube. “Tentu ini tidak resmi ya, sangat kita sayangkan kalau seorang kepala desa tidak paham aturan dan legalitas, kalau memang beliau (Iswandi-red) mau membuat video/berita klarifikasi seharusnya dibuat di Media Resmi/memiliki legalitas, bukannya malah mengupload ke YouTube dengan akun pribadi,” Ujarnya senyum-senyum penuh arti.

“Jadi kepada Pak Kades, kalau memang mau klarifikasi kan banyak media resmi seperti Koran atau media online, kenapa ga diterbitkan disitu aja?” tambah Agus.

Sementara agus mengatakan pihaknya sendiri masih akan terus mendalami dan berkoordinasi dengan pihak inspektorat terkait dengan kejadian ini. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.