FPANTAI SEJARAH PESONA WISATA, MENGUKIR SEJARAH

Penulis =

Hendri Nopel Harahap,
Ka. biro Batu bara.

Batu Bara,Transnusantara.co.id–Hembusan angin terasa sejuk, dingin dengan pemandangan laut lepas, saat penulis dan rombongan Kepala UPTD SD Negeri 02 Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar Kab. Batu bara, dan guru guru, petugas perpus, tu/operator mengunjungi pantai yang penuh catatan sejarah.

Pantai itu, terletak di Desa Perupuk Kecamatan Pesisir Lima Puluh Kabupaten
Batu bara, Sumatera Utara.

Disebut pantai sejarah, karena saat itu, tepatnya pada tahun 1942, bala tentara kerajaan Jepang (dai nippon) melakukan pendaratan pertama di pulau Sumatera.
Pendaratan yang menurut kesaksian penduduk setempat, diperkirakan jam 23.05 Wib, terdengar suara yang kuat iring-iringan kapal- kapal besar memecah keheningan malam, setelah mendarat para tentara jepang mendirikan tenda-tenda, berukuran jumbo, sebagai tempat istrahat dan sekaligus sebagai pos komando.

Dari pantai itulah mereka mengatur strategi dan rencana jitu, untuk menguasai semua daerah-daerah yang ada di pulau Sumatera.
Kemudian diterapkan systim kerja paksa yang merupakan program tentara Jepang.
Program itu berhasil dengan lancar, sesuai keinginan mereka.
Semua bangunan apa saja yang dikehendaki, dikerjakan dengan cara kerja paksa, istilah jepang
Rodi dan romusha.

Berkaitan dengan kisah tersebut, maka dibuatlah nama pantai itu oleh penduduk setempat, diberi nama PANTAI SEJARAH.

Banyak kisah sedih, haru,pilu,sadistis dan menyeramkan, seputar hadirnya tentara-tentara Jepang di Desa yang mayoritas bersuku Melayu.
Kerja paksa atau rodi
/ romusya, yang diberlakukan, tidak mengenal kemanusiaan, pekerja di paksa bekerja seharian, di beri makan dan minum seadanya, bahkan
makan dan minum terkadang cari sendiri. Sedangkan yang memprotes di beri sanksi.
Dalam hal ini, tentu tidak ada yang berani memprotes, apalagi melawan.

Kisah sejarah ini menjadi sebuah catatan emas sejarah bangsa, yang tidak bisa di lupakan sampai kapanpun.

Saat ini pemerintah Kabupaten Batu bara di bawah kepemimpinan Bupati Ir. H. Zahir MAP,
secara serius telah membenahi pantai sejarah tersebut, perlahan lahan, dan saat ini sudah mulai kelihatan keindahannya, auranya, kenyamanan dan
alami. Beberapa bangunan mainan seperti, tangga, dan rumah kecil di atas pohon, sudah selesai di bangun.
Pasilitas lainnya seperti jembatan dari bibir pantai akses menuju ke laut lepas, sudah hampir selesai di bangun, dan tempat lesehan sudah tertata rapi, sedangkan sarana jalan utama menuju pantai sudah di aspal hotmix.
Pohon-pohon besar yang di tanam puluhan tahun lalu, terlihat
masih kokoh berdiri, menambah kesejukan alami, dan membuat indahnya suasana pantai sejarah itu.

Beberapa tahun yang lalu, Bupati Batu Bara, Zahir, telah membangun disekitar pantai sejarah yang salah satunya tempat di beri nama kampung jepang, titik dimana saat pertama mendaratnya, bala tentara Jepang ketika mendirikan tenda- tenda sebagai tempat, atau markas utama mereka.

Desa Perupuk, desa yang banyak melahirkan para veteran RI pejuang kemerdekaan.
Saat ini terus menata diri, dan beberapa bangunan perkantoran milik Pemkab Batu Bara,
terletak di desa itu
seperti, Kantor Camat Pesisir Lima Puluh, kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Pariwisata, kantor BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa),
kantor Dinas Kehutanan perkebunan, dan
kantor BKD (Badan Kepegawaian Daerah).

Akses jalan menuju wisata salah satu icon Kab.Batu bara tersebut, telah beraspal hotmix dan cor beton,
serta keramahtamahan penduduk lokal, menambah daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut.

Pantai sejarah perupuk, mengingatkan kita kepada sebuah perjuangan anak- anak bangsa untuk merebut satu cita cita luhur yaitu Kemerdekaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.