MEDAN, Transnusantara.co.id– Badan Musyawarah Masyarakat Minang dan kesenian BM3 bersilahturrahmi taragak basuo dengan masyarakat minang Sumatera Utara, di Gedung Rumah Gadang BM3, Jalan Adi Negoro No.1 Medan. Rabu, ( 22/5/2025 ).
Ketua Panitia penyelenggara Drs.H.Bahrum Jamil.M.AP, dan Sekretaris Ramadius.S.Ag, mengatakan untuk memeriahkan acara ini dilakukan dengan cara undangan terbuka.
Acara ini diawali makan bersama, dihadiri Ketua Umum BM3 Sumatera Utara, H.Syaruddin Ali.SH,M.Si, Sekretaris H.M.Yunan Sirhan, dan undangan lainnya.
Untuk memeriahkan kegiatan tersebut.panitia mendatangkan Team Kesenian Universitas Negri Padang ( UNPAD) Sumatera Barat.
Makna kegiatan ini selain menjalin silaturahmi masyarakat perantau Minang di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, dari kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.
Indak lapuak deh hujan, Indak Lakang deh paneh, di bubuik Indak layuah, di anjak Indak mati ( tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas ), sesuatu yang bertahan tak tergerus oleh zaman.
Pribahasa adat Minang kabau ini terus bertahan, terhadap segala gempuran dari luar ; budaya zaman kuno, Islam, budaya barat pada zaman penjajahan, maupun budaya dominan lainnya di Indonesia, ungkap salah seorang yang hadir pada kegiatan tersebut.
Dalam tausyiahnya, tokoh masyarakat kota Medan Salman Alfarisi mengatakan, bahwa taragak basuo menjalin silaturahmi adalah Sunnah Rasulullah SAW. “Ketika Rasulullah mengenang kampungnya beliau mengucapkan “aku rindu bermalaman di tepian danau di Mekkah, sementara di sisiku ada Izhkir dan Jalil, ungkap Rasulullah di Madinah kepada Bilal Bin Rabah Kala mengenang kampung halamannya.
Tidak salah warga minang di rantau juga merindukan kampung halamannya nan jauh di mato.
Makna kegiatan ini mempererat hubungan persaudaraan dan persahabatan masyarakat perantau minang di Kota Medan, Sumatera Utara dari kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat. ” Indak lapuak deh hujan,Indak kajang deh paneh,di bubuik Indak layuah,di anjak Indak mati ( tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas ). Sesuatu yang bertahan tak tergerus oleh zaman,” Pribahasa ini adat Minang kabau,yang selalu bertahan terhadap segala gempuran dari luar ; budaya zaman kuno, Islam, budaya barat pada zaman penjajahan,maupun budaya dominan lainnya di Indonesia,ungkap dari masyarakat minang yang hadir acara tersebut
Sementara itu, Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Minang (BM3) Sumatera Utara, H.Syahruddin Ali.SH.M,Si.sangat mengapresiasi kegiatan ini. ” Saya bangga, hormat kami kepada Ninik Mamak,Bundo kanduang, limpapeh rumah nan gadang basah batuah.” ujarnya.
Kegiatan ini sudah sering di laksanakan oleh pengurus BM3.seperti halal bihalal, dan lain sebagainya. Pertunjukan kesenian ini terselenggara berkat kerja sama dengan team kesenian Universitas Negri Padang ( UNPAD) Sumatera Barat.
Para tamu undangan di hibur dengan tarian-tarian dan lagu-lagu minang yang di tampilkan oleh Mahasiswa UNPAD, seni drama, tari musik (sendratasik),seperti tari pasambahan, tari payung, dan tari piring.
Acara taragak basuo berlangsung dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan, walaupun hujan tak henti-hentinya acara sukses.
Taragak basuo mempertemukan para perantauan, tokoh, masyarakat, Bundo kanduang serta generasi muda Minang kabau dari berbagai daerah tersebar di Kabupaten/Kota se Sumatera Barat.
H.Bahrum Jamil.M,AP selaku panitia penyelenggara mengucapkan terima kasih, kepada para undangan yang hadir, dan kepada adik-adik mahasiswa t UNPAD.
( M.Fiqri Tanjung )